Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja, tutur Dewi Malam suatu saat kepada Arjuna di keremangan malam, ketika dia teringat saat memadu kasih dengan Dewi Subadra, sehingga benih kasihnya “melahirkan” sosok putra yang tampan.
Inilah perasaan yang berderu kencang dalam benaknya. Arjuna sadar bahwa cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki merupakan perasaan yang manusiawi yang bersumber dari anugrah Hyang Widhi.
Ketertarikan secara fisik selanjutnya juga disebutkan kembali oleh Dewi Malam,"hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya". Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan. Tapi di samping keindahan bentuk dan rupa harus disertai pula keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.
Kebaikan tidaklah hanya membelenggu perasaan manusia, dan janganlah pula mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia.
Akan tetapi tuntunan kebajikan mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu untuk dapat dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.
“Aku tambahkan,” kata dewa malam, “Setetes kebencian di dalam hati pasti akan membuahkan penderitaan.
Tapi setetes cinta di dalam relung hati akan membuahkan kebahagiaan sejati.
- Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih
- Kalahkan kejahatan dengan kebajikan.
- Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati
- Kalahkan kesombongan dengan kejujuran.”
Arjuna mengangguk setuju, hatinya mulai cerah dan bahagia.
Demikian pula halnya disebutkan, rasa cinta terhadap seni budaya juga harus ditanamkan sejak kecil pada sekaa teruna - teruni maka dengan demikian mereka akan terbiasa mencintai budaya Bangsanya.
Demikian pula halnya disebutkan, rasa cinta terhadap seni budaya juga harus ditanamkan sejak kecil pada sekaa teruna - teruni maka dengan demikian mereka akan terbiasa mencintai budaya Bangsanya.
Sumber : sejarahharirayahindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar