Dharma adalah aturan, hukum, dan kewajiban agar selalu dapat berbuat kebaikan untuk dapat mencapai kebahagiaan dan kebenaran sejati.
"Ibaratnya seperti kita menanam padi, kadang rumput pun ikut tumbuh, tapi saat kita menanam rumput tidak akan pernah tumbuh padi".
Begitupun dalam melakukan kebaikan, kadang² hal yg buruk pun turut menyertai.
Tapi saat melakukan keburukan, tidak akan ada kebaikan bersamanya.
Seperti halnya dalam Hindu Dharma, disebutkan Dharma ini tidak pernah diciptakan karena Tuhan Yang Maha Esa sudah hadir sebelum yang lain-lainnya hadir.
Dharma sebagai salah satu bagian dari Catur Purusa Artha sebagai tujuan hidup disebutkan agar kita selalu dapat mentaati segala aturan, hukum, dan kewajiban agar mencapai kebenaran sejati dengan menjalankan catur dharmasebagai dharma bakti untuk kepentingan pribadi maupun untuk umum, bernegara dan alam semesta ini.
Dharma, sebagaimana yang dikutip dalam penjelasan Babad Bali, CATUR PURUSA ARTHA merupakan,
- kebenaran absolut yang mengarahkan manusia untuk dapat memiliki,
- budi pekerti yang luhur sesuai dengan ajaran agama yang menjadi dasar hidup.
- sumber datangnya kebahagiaan,
- memberikan keteguhan budi, dan
- menjadi dasar dan jiwa dari segala usaha tingkah laku manusia.
Juga disebutkan dalam Lalita Hita Karana bahwa,
Satya Dharma merupakan,
Sebaliknya acara dharma atau tradisi keagamaan tanpa dikontrol oleh Satya Dharma tidak mustahil acara Dharma bisa menyimpang jauh dari inti kebenaran itu sendiri.
- kebenaran sejati yang terkandung dalam weda tidak akan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari kalau kebenaran sejati itu tidak diterapkan menjadi,
- acara dharma, atau
- penerapan kebenaran agama dalam tradisi kehidupan sehari-hari,
- sehingga merupakan bagian yang integral dalam diri manusia dan masyarakat. Tanpa acara Dharma kebenaran sejati yang disebut Sanatana Dharma atau Satya Dharma tidak akan memberikan arah yang jelas pada kehidupan manusia dan masyarakat.
Satya Dharma merupakan,
- api spiritual agama,
- sedangkan acara dharma sebagai asap dan abunya.
Sebaliknya acara dharma atau tradisi keagamaan tanpa dikontrol oleh Satya Dharma tidak mustahil acara Dharma bisa menyimpang jauh dari inti kebenaran itu sendiri.
Satya Dharma merupakan kebenaran mutlak yang dijadikan dasar hidup dan pola pikir orang Hindu. Pola pikir dan landasan hidup tersebut adalah penyerahan diri secara total terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan yadnya tertinggi.
Menurut filsafat Hindu Tuhan dalam menciptakan alam semesta ini melalui yadnya atau pengorbanan. Yadnya tersebut dilaksanakan oleh Beliau,
- untuk Beliau dengan diri Beliau,
- sebagai Sarana Yadnya.
Moksa bagi masyarakat awam kadang-kadang sangat dibesar-besarkan sehingga barang siapa yang mendengar kata moksa sudah terlintas dalam pikirannya suatu usaha yang tidak mungkin dicapai dewasa ini. Benarkah pandangan itu?.
Kalau hal itu dianggap benar,
- jadilah kita benda mati yang tak pernah ada kegiatan.
- Karena kita sudah menyerah sebelum berbuat.
- Apa gunanya kita hidup sebagai manusia yang dilahirkan semata-mata untuk memperbaiki diri untuk mencapai kesempurnaan.
Perjalanan Hinduisme dari negeri asalnya sampai ketempat-tempat tertentu diseantero dunia ini diumpamakan sebuah bola salju yang menggelinding mengikuti alur lintasannya.
Dalam perjalanannya bersentuhan dengan tradisi-tradisi setempat. Disamping tempat (desa) dalam perjalannya melintasi waktu (kala) yang juga memberikan pengaruh.
Kalau dalam perjalanannya pada ruang dan waktu tadi Hinduisme tidak dikontrol dengan cermat oleh Satya Dharma tidak mustahil pengaruh ruang dan waktu dapat bersifat sebagai abu dan asap yang bisa memudarkan api spiritual Hinduisme itu sendiri.
Abu dan asap yang menutup api spiritual bisa berupa kepentingan ego pada setiap orang yang berkuasa pada saat itu, karena mereka sendiri sudah diperbudak oleh ego, sehingga mereka diliputi kegelapan, tidak dapat melihat lagi kebenaran abadi.
Mereka terbelenggu oleh,
- nafsu, dan
- ego
yang sudah begitu lekat menutupi diri sejati setiap orang sehingga api spiritualnya tidak terlihat sinar terangnya.
Mereka yang digelapkan oleh kekuatan maya tidak mustahil menggunakan acara Dharma sebagai wahana untuk kepentingan individu maupun kelompoknya.
Akibat dari kenyataan ini maka sistem warna tidak berfungsi lagi.
Seseorang menyebut diri seorang Brahmana namun tingkah polahnya,
Mereka yang digelapkan oleh kekuatan maya tidak mustahil menggunakan acara Dharma sebagai wahana untuk kepentingan individu maupun kelompoknya.
Akibat dari kenyataan ini maka sistem warna tidak berfungsi lagi.
Seseorang menyebut diri seorang Brahmana namun tingkah polahnya,
- seperti seorang Wesya, Kesatrya, atau Sudra,
- seorang yang menyebut diri seorang Kesatrya, tingkah polahnya sebagai Wesya atau Sudra,
- demikian sebaliknya.
- harus disibukkan membimbing umat ke jalan dharma memberikan pelayanan terhadap Yang Maha Kuasa,
- tekun melaksanakan sadhana agar bisa manunggal dengan Tuhan Sang Pencipta,
- disibukkan dengan kegiatan menjual sarana upacara yadnya, dengan dalih meringankan umat, nenerapkan upacara secara kaku bahkan cenderung berlebihan dengan harapan mendapatkan kewibawaan lahiriah.
- Demikian juga sebaliknya untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di masyarakat dan tergiur dengan perolehan materi,
- Siapakah disini yang dibohongi?.
- Tidakkah mereka ini membohongi dirinya?.
Apa yang dikhawatirkan oleh pendahulu kita melalui cerita,
- Ni Diah Tantri,
- Sang Cangak menjadi pendeta hanya sekedar mencari isi perut,
- Begawan Darma Swami, seorang Begawan sibuk menjual kayu bakar, sehingga mereka celaka oleh dirinya sendiri.
- apabila seseorang berbuat diluar Satya Dharma hanya sekedar memenuhi panggilan nafsu dan egonya.
- apabila mereka yang dijadikan panutan dalam penerapan Satya Dharma tegelincir dari Satya Dharma, yang pada gilirannya berapa banyak umat ikut tergelicir dari Satya Dharma dan terbelenggu oleh pengaruh maya.
Di lain pihak adanya pandangan keliru tentang bakti. Bakti yang terbesar dan mulia adalah bakti atas diri sendiri. Namun masih banyak yang belum tahu hal ini.
Mereka memandang pengorbanan material wujud bakti yang tertinggi, bahkan timbul kebanggaan pada dirinya, merasakan dirinya lebih dari yang lain. Lebih disesalkan lagi mereka melaksanakan yadnya dengan harapan apa yang diinginkan agar dikabulkan oleh Tuhan. Dia berkaul (mesaudan), agar apa yang diharapkan tercapai. “Mesaudan” bahasa Bali berasal dari kata me-saud-an.
Saud artinya salah langkah.
Kalau seseorang menganyam sesuatu, apabila salah satu anyamannya keliru langkahnya disebut saud dalam arti salah. Setiap orang tahu bahwa saud artinya salah namun,
Dalam Bhagawad Gita berulang-ulang dinyatakan bekerjalah tanpa harapan. Sepintas kelihatannya sangat tidak masuk akal, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap usaha selalu dilandasi tujuan dan harapan. Tanpa harapan disini dimaksudkan hendaklah setiap usaha yang kita lakukan tidak dibelenggu oleh harapan dan keinginan.
- mengapa banyak orang melakukan?. Bukankah berarti kita sengaja berbuat salah.
- Tidakkah ini merupakan kebodohan yang tidak perlu terjadi?. Setiap orang tahu keberhasilan tak kunjung tiba tanpa didasari usaha yang keras.
Dalam Bhagawad Gita berulang-ulang dinyatakan bekerjalah tanpa harapan. Sepintas kelihatannya sangat tidak masuk akal, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap usaha selalu dilandasi tujuan dan harapan. Tanpa harapan disini dimaksudkan hendaklah setiap usaha yang kita lakukan tidak dibelenggu oleh harapan dan keinginan.
- Tujuan, dan
- harapan
Kalau usaha atau kegiatan dibelenggu oleh harapan, apabila ternyata tidak sesuai harapannya dengan hasil yang diperoleh akan menimbulkan kekecewaan.
- Dari kecewa,
- timbul frustasi,
- dan akhirnya depresi.
Masalah hasil,
- baik, atau
- buruk
Acara Dharma merupakan alat dalam penerapan Satya Dharma untuk mencapai tujuan agama sekaligus tujuan hidup yaitu moksa. Moksa merupakan tujuan hidup setiap orang pemeluk agama Hindu.
Menjalankan Dharma, seperti yang dikutip dari Catur Sadhana : Sesarining Dharma (Intisari Dharma) (ref),
- Tidak hanya ngayah dan sembahyang ke pura sebagai jalan dharma,
- tidak hanya meditasi adalah jalan dharma,
- Burung-burung bekerja giat mencari makan untuk anak-anaknya,
- monyet-monyet bekerja giat mencari kutu dan membersihkan bulu anak-anaknya.
Semua dilakukan,
- tanpa keluhan,
- tanpa protes.
- menjadi guru,
- pegawai,
- orang tua,
- gubernur,
- Pejabat Pemerintah (Guru Wisesa)
- dll
- welas asih, dan
- kebaikan,
Sumber : sejarahharirayahindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar