OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Moral

Moral adalah asas-asas tindakan untuk dapat mewujudkan etika, sikap dan pola perilaku hidup yang baik dan positif.

Perbaikan-perbaikan moralitas bagi umat manusia dan termasuk para sulinggih sendiri disebutkan bahwa :
dengan norma yang tertuju pada kebaikan hidup pribadi;
untuk nantinya dapat mengembangkan sikap arif kepada alam dan berbuat adil kepada sesama makhluk demi kesejahteraan dan kemuliaan semua atau bersama.

Kitab Suci juga disebutkan memiliki peranan fundamental dalam kehidupan manusia. 
Dari sanalah perihal tatanan tingkah laku, moralitas, pertanyaan-pertanyaan metafisik manusia tentang eksistensi alam, manusia dan Tuhan dijabarkan, karenanya keberadaan kesusastraan yang dalam salah satu sumber kutipan slokantara dijelaskan.
Moral dari segi etimologis perkataan berasal dari bahasa Latin yaitu “Mores” yang berasal dari suku kata “Mos”. 
Mores berarti adat-istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, yang kemudian artinya berkembang menjadi sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik, susila. 
Moralitas berarti yang mengenai kesusilaan (kesopanan, sopan-santun, keadaban). Orang yang susilayaitu orang yang baik budi bahasanya ( Darmadi, 2007:50).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:929) moral didefinisikan sebagai :
  • Ajaran tentang baik burukyang diterima umum mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti, susila; 
  • Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan; 
  • Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
Terkait dengan moralitas Wiranata menyatakan bahwa nilai-nilai moral itu secara umum mempunyai beberapa ciri, diantaranya :
  • Moral selalu terkait dengan tanggung jawab manusia. 
    • Dalam hal ini apapun yang dilakukan oleh manusia selalu harus dapat dipertanggung jawabkan. 
    • Nilai moral membawa konsekwensi benar-salah, baik-buruk, karena manusia itu sendiri adalah sumber dari nilai moralnya.
  • Moral selalu berkaitan dengan hati nurani manusia. 
    • Hati nuranilah yang menghimbau manusia untuk berbuat sesuatu. Kalau manusia ingin perbuatannya dinilai baik atau buruk,benar atau salah, maka manusia harus mengendalikan hati nuraninya. 
    • Jika hati nuraninya baik dan bersih, maka perbuatannya akan menjadi layak dan patut, sedangkan jika hati nuraninya penuh kedengkian, maka perbuatannya punakan sama buruknya.
  • Moral bersifat mewajibkan. 
    • Nilai moral tak dapat ditawar oleh siapapun juga. Moral yang bersumber dari hati nurani akan memberikan perintah kepada manusia untuk mewajibkan pengembalian apa yang dipinjamnya. 
      • Sesuatu barang yang bukan miliknya tidaklah pantas untuk diambil dan dimiliki secara tidak sah. 
      • Moralnya akan mewajibkan orang itu untuk tidak memiliki barang tersebut.
  • Moral berbentuk formal. 
    • Moral bersifat serentak dan berkaitan dengan sejumlah nilai lain. Moral tak dapat berdiri sendiri, sebab ia tidak akan bermakna apabila tidak disertai dengan nilai lainnya. 
    • Moral akan menjadi sesuatu yang berarti jika telah diwujudkan dan terkait dengan fenomena lainnya. 
      • Misalnya kesetiaan akan bermakna jika dikaitkan dengan harmonisasi hubungan cinta kasih suami istri.
Dalam bukunya Filsafat Moral, Poespoprodjo (1998:118) menjelaskan bahwa :
  • moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. 
  • Hal ini senada dengan pendapat Poedjawiyatma (2003:27) yang mengatakan bahwa moral merupakan pengetahuan tentang baik dan buruk.
Sedangkan nilai moral, 
dari segi objektif soal moral mempunyai nilai yang dalam arti tertentu, tidak bersyarat dan mutlak, meskipun ia bukan tidak terbatas. Nilai ini bersama tujuan tertinggi manusia dan hukum ilahi merupakan dasar kekuatan hukum moral kodrat yang mengikat dan tak bersyarat. Tujuan tertinggi manusia yaitu kebahagiaan.
*** 
Kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat kelak, Moksartham jagadhita ya ca iti dharmasebagai tujuan hidup;

Sumber : sejarahharirayahindu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekar Madya