Niskala biasanya disebut sebagai abstrak, maya, khayal dan tak berwujud (nirupam), namun sebenarnya isinya adalah rasa bakti kepada Tuhan.
Lalu bagimana penjelasannya?
apakah juga tidak ada?
Mari perhatikan meja kita di rumah; dilihat dengan mata, nampak diam tak bergerak;
- tapi kalau kita dapat masuk melihatnya lebih dalam, yaitu ke tingkat atom,
- maka ada yang bergerak yaitu elektron - elektronya;
Apakah ini maya / ilusi, pasti tidak dong ?; justru ini adalah fakta yang lebih dalam (atau yang lebih tinggi), artinya,
- dari tingkat lebih rendah,
- maka kita tak akan bisa melihat kebenaran di tingkat yang lebih tinggi; ini prinsipnya, dan niskala itu bukan maya!!!
......... ref : kutipan komentar, forum diskusi jaringan hindu nusantara (ref).
Dikatakan demikian dalam "Pengaruh Triguna Terhadap Tingkat Sradha Dalam Pengembangan Budhi Pekerti" karena kehadiran Tuhan dalam manifestasi sebagai sosok dewa hanya mengandung simbol satu dimensi (niskala) saja, yang sulit dibayangkan.
Dan untuk dapat mengetahui kebenaran dan keberadaan alam niskala tersebut yang di Bali disebutkan juga dapat dilaksanakan dengan menggunakan Ronsen Niskala yang biasanya dilakukan dengan ritual mapinunas melalui seorang Jro Balian sebagai pengantar spiritualnya.
Dikatakan demikian dalam "Pengaruh Triguna Terhadap Tingkat Sradha Dalam Pengembangan Budhi Pekerti" karena kehadiran Tuhan dalam manifestasi sebagai sosok dewa hanya mengandung simbol satu dimensi (niskala) saja, yang sulit dibayangkan.
Untuk membantu kepentingan manusia dalam memuja Tuhan, maka para dewa lebih dikonkritkan lagi dalam bentuk simbol dua dimensi, yakni dimensi sekala dan niskala.Berdasarkan alasan inilah para dewa sebagai manifestasi Tuhan dihadirkan sebagai wujud Energi yang ada di balik bentuk-bentuk kosmis (Donder, 2007 :329-359).
Dan untuk dapat mengetahui kebenaran dan keberadaan alam niskala tersebut yang di Bali disebutkan juga dapat dilaksanakan dengan menggunakan Ronsen Niskala yang biasanya dilakukan dengan ritual mapinunas melalui seorang Jro Balian sebagai pengantar spiritualnya.
Sumber : sejarahharirayahindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar