OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Yoga

Yoga (meditasi) adalah pengendalian badan dan pikiran untuk mencapai tujuan terakhir dari samadhi sebagai salah satu jalan atau cara umat Hindu untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang juga disebutkan sebagai yoga marga yang merupakan bagian dari Catur Yoga, dimana ajaran yoga ini dalam sad darsana, Pendiri dari ajaran ini adalah Rsi Patanjali, seperti Yoga Sutralahir dari aliran Samkhya, saah satu dari 6 aliran yang original.

Disebutkan pula kundalini Yoga juga merupakan bagian inti dari ajarantantra yang sudah tua dan sudah ada sejak sebelum jaman Weda yang bersifat "aja wera" dan sangat dirahasiakan sebagaimana disebutkan berkaitan dengan dengan ajaran shakti yoga, pengetahuan ini termasuk ajaran dalam Hindu yang bersumber dari Tantra-Shiva atau Shakta-Shiva.

Yoga yang juga bersumber dari Upanisad, Yoga Vasistha dan Shiva Tantra seperti yoga nindra yaitu "cara tidur seorang yogi”.

Seorang yogin dalam menjalankan astangga yoga disebutkan harus tetap memusatkan pikirannya kepada yang maha besar (Tuhan),
  • tinggal dalam kesunyian dan tersendiri, 
  • bebas dari angan-angan dan keinginan untuk memiliki sesuatu.
Dalam perkembanganya, yoga dikembangkan dengan adanya yoga yadnya yang sifatnya sangat mendalam sehingga si pelaksana dapat merasakan bersatu dengan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa dan dapat merasakan Moksa yang dalam beberapa makalah sebagaimana disebutkan,
  • Modern Hindu Intellectuals and Ancient Texts: Reforming Śaiva Yoga in BaliWith respect to Bali, perhaps the most richly stocked lumber - room of gracious and beautiful magical beliefs and practices in Southeast Asia, [...] the dilemma of choosing between a quixotic cultural antiquarianism and a barren cultural materialism seems [...] to be an especially cruel one. In this essay, I want to suggest that this dilemma is, in all likelihood, a false one, that the continuity of Balinese civilization can be maintained though the fundamental nature of its religious life betotally transformed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekar Madya