OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Pura Kawitan

Pura Kawitan adalah tempat suci bagi kelompok pasemetonan atau keturunan keluarga tertentu yang berfungsi untuk memuja Atma Siddha Dewata, manunggalnya atman leluhur dengan Brahman yang juga disebut moksa sebagai ketentraman rohani.

Pura Kawitan yang termasuk pura kahyangan khusus ini seperti halnya : 
  • Paibon, yang berfungsi untuk memanggil para dewata dewati bagi pratisentananya.
  • Dadia, 
  • Padharman. sebagai media untuk mendudukkan berbagai kelompok warga di Bali yang sudah dalam posisi setara dan bersaudara.
Pura Kawitan ini yang disebutkan memiliki tingkatan lebih besar dari pada Merajan sebagai stana para leluhur Bathara Kawitan yang sudah suci sebagai Bhatara Raja Dewata dengan Bhiseka Dewa Hyang atau Hyang Kompiang yang dipuja di Pelinggih Gedong Limas. 

Pelinggih yang ada di Pura Kawitan dalam hubungan purusa dan pradana disebutkan :
  • Gedong Kawitan sebagai simbol purusa (laki-laki) yang pertama kali ada dan yang mengembangkan keturunan. 
  • Gedong Ibu sebagai simbol pradana dari pihak wanita (istri Kawitan).

Pada saat piodalan, semua warga dan sanak keluarga berkumpul saling melepas rindu karena bertempat tinggal jauh dan jarang bertemu namun merasa dekat di hati karena masih dalam satu garis keturunan.

pura Kawitan sebagai pura leluhur, disebutkan pula bahwa
  • Penggunaan kajang pada upacara ngaben pada masing - masing "Bhisama Kawitan" yang secara spesifik disesuaikan dengan 
    • jenis kajang dan 
    • ketentuan surat kajang dari masing - masing pura kawitan.
  • Mesiwa Raga dalam konteks sebagai Siwa-Kawitan karena sudah ngelinggihang Bhatara Siwa di Pura Kawitan masing - masing. 
  • Menstanakan kembali atma (roh suci) yang diyakini mencapai "Atmasiddha dewata" di Pura Kawitan (Pura Leluhur) disebutkan sama halnya dengan menstanakannya di Sanggah Kamulan (Pemerajan) setelah upacara Atma Wedana dan nyegara gunung telah selesai dilaksanakan.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekar Madya