OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Sabda

Sabda (Sabdha) adalah kekuatan suara, wahyu atau pembicaraan yang dapat didengar oleh manusia yang telah dilengkapi Tri Pramana untuk dapat mengetahui dan meyakini sesuatu.

Wahyu yang bersumber dari sabda Tuhan melalui mantra Ngaskara Bajra dengan penggunaan genta oleh para sulinggih, sebagai tuntunan di dalam melaksanakan dewa atau widhi yadnya biasanya diucapkan :
OM .......

Abhiwada wadanyam, Ghanta sabdha prakasyate
OM Ghanta sabdha mahasrestah, Ongkara parikirtitah
Candra nada bhindu drestham, Spulingga siwa twam ca .....

Dengan upacara yadnya yang selalu dilengkapi reringgitan yang bersumber dari bahasa daiwiwak disebutkan pula sebagai bahasa sabda dewata yaitu wahyu Tuhan sebagai penuntun hidup yang berkebenaran.
Dalam kronologi turunnya wahyu Tuhan disebutkan bahwa,
  • Pertama-tama, Brahman (Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa)menyampaikan kepada Dewa Brahma 
  • Kemudian Beliau menyampaikan sabda atau wahyu Tuhan tersebut secara langsung kepada Maha Sapta Rsi yang karena kesucian pikirannya dapat menerima wahyu tersebut dalam bentuk Weda Sruti,
    • sebagai kebenaran yang abadi atau suatu hakikat atau tattwa yang bernilai universal. 
      Artinya dapat berlaku sepanjang masa dan di mana pun di bumi ini.
Dahulu, tersebutlah sebuah kisah yaitu Rsi Markandeya yang mendapat sebuah sabda dan akhirnya Beliau bersama para pengikutnya mengadakan perjalanan suci ke Bali,
  • Pada suatu hari Beliau mendengar sebuah sabda dari akasa dan melihat sinar menjulang ke Akasa, 
  • Sabda didengar dari leluhur,
    • Beliau Hyang Jagatnatha, dan Sabda itu memerintahkan Mahayogi Markandeya pergi ke arah timur yaitu Bali pulina. 
    • Sebelah timur Tanah Jawa, dan di Sabdakanlah itu, 
      • karena di Bali Pulina ada Stana Para Dewa yaitu di Gunung Tohlangkir (Gunung Agung). 
      • Yang pada saat itu disebut Giri Raja,
Dalam sabda tersebut, beliau mendengar bahwa Gunung itu merupakan potongan dari Gunung Maha Meru yang dibawa Hyang Pasupati untuk mengunci dunia saat itu.
Akhirnya Mahayogi markandeya pergi ke arah Timur Bali sesuai sabda tersebut dengan diiringi para pengikutnya untuk mendirikan sebuah Pura terbesar di Bali yaitu Pura Besakih dengan fungsi utama sebagai simbol alam semesta, stana Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber : sejarahharirayahindu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekar Madya