OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Pagerwesi

Pagerwesi adalah hari raya yang dilaksanakan atas anugrah kesentosaan dan kemajuan yang

telah dicapai oleh umat manusia yang dirayakan pada Budha Kliwon wuku Shinta.

Secara harfiah,
Kata Pagerwesi bersumber dari dua suku kata yaitu Pager (atau Pageh) + Wesi yang melambangkan segala hal yang dipagari dengan ketekunan dan konsisten akan menjadi lebih kokoh dan kuat. 
Atau dalam makna lainnya, 
Sesuatu yang dipagari merupakan yang bernilai tinggi sehingga tak boleh sedikitpun mendapatkan gangguan apalagi yang merusak. 
Sanghyang Pramesti Guru disebutkan yang menjadi tujuan utama dilakonkannya upacara Pagerwesi ini sebagai manifestasi Tuhan yang dipercaya merupakan gurunya manusia dan alam semesta.

Upacara yang dilaksanakan bermakna melambangkan suatu perlindungan yang kuat pada Hari Raya Pagerwesi ini yang dalam Weda Hindu disebutkan bahwa :

Hendaknya para sulinggih / purohita sebagai adi guru loka yaitu guru utama dari masyarakat maka Sang Purohita-lah lebih mampu menggerakkan atma dengan tapa bratanya dalam pelaksanaan upacara yadnya pagerwesi ini sebagaimana disebutkan dalam Parisada Hindu Dharma, Yadnya Pada Hari Raya Pagerwesi agar lebih ditekankan dengan melakukan upacara;

Dan pada tengah malam umat dianjurkan untuk melakukan meditasi (yoga dan samadhi). 

Yadnya (Banten) yang paling utama disebutkan pada hari raya ini yaitu :
    • Meskipun hakikat hari raya Pagerwesi sebagai pemujaan (yoga samadhi) bagi para Pendeta (Purohita) namun umat kebanyakan pun wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan. 
  • Dan Bagi umat kebanyakan yadnya (banten) disebutkan adalah;
    • natab Sesayut Pageh urip, 
    • Prayascita
    • Dapetan
    • Tentunya dilengkapi Daksina, 
    • Canang, dan 
    • Sodan
    • Dalam hal upacara, ada dua hal banten pokok yaitu 
      • Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta, 
      • dan Sesayut Pageh Urip bagi umat kebanyakan.
Makna Filosofis yang terkandung dalam hari raya ini, sebagaimana telah disebutkan dalam lontar Sundarigama, Pagerwesi yang jatuh pada Budha Kliwon wuku Shinta merupakan hari Payogan Sang Hyang Pramesti Guru, manifestasi Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa sebagai guru sejati yang diiringi oleh Para Dewata Nawa Sanga lainnya. 

Pada hari raya pagerwesi ini disebutkan hari raya suci yang berdasarkan pawukon dalam kutipan artikel dharmathebackbone yang dijelaskan pada hari raya pagerwesi ini juga merupakan hari yang paling baik mendekatkan atman kepada Brahman sebagai guru sejati.
  • Pengetahuan sejati itulah sesungguhnya merupakan ‘pager besi’ untuk melindungi hidup kita di dunia ini. 
  • Disamping itu pula Sang Hyang Pramesti Guru beryoga bersama Dewata Nawa Sanga untuk ‘ngawerdhiaken sarwa tumitah muwang sarwa tumuwuh’,
      • Ngawerdhiaken artinya mengembangkan 
      • tumitah artinya yang ditakdirkan atau yang terlahirkan, 
      • tumuwuh artinya tumbuh-tumbuhan. 
    • yang berarti dalam mengembangkan kehidupan tumbuh-tumbuhan yang telah ditakdirkan atau yang terlahirkan diperlukan guru sebagai guru sejati agar terjadi keseimbangan.

Begitu pula disebutkan Hari Raya Pagerwesi ini dalam Babad Bali, yang sebagaimana dijelaskan pada hari ini kita menyembah dan sujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, Hyang Pramesti Guru beserta Panca Dewata, kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan;
  • kesentosaan, 
  • kemajuan dan lain-lainnya.
Widhi-widhananya dipersembhakan banten: 
yang dihaturkan di Sanggah Kemulan (Kemimitan). Yang di bawah dipujakan kepada Sang Panca Maha Bhuta;
Hendaknya Sang Panca Maha Bhuta bergirang dan suka membantu kita, memberi petunjuk jalan menuju keselamatan, sehingga mencapai Bhukti mwang Mukti.
***


Brahmana

Brahmana adalah orang-orang yang menekuni kehidupan spiritual dan ketuhanan serta mampu menujukkan kemahirannya tentang Weda baik teori maupun praktek dalam kehidupan sehari-hari berupa tingkah laku yang bersusila tinggi seperti halnya dahulu, seorang Resi sebagai brahmana pendeta sejati.

Dalam penggolongan catur warna disebutkan,
  • Para cendikiawan serta intelektual yang bertugas untuk memberikan pembinaan mental dan rohani serta spiritual. 
  • Seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai rohaniawan.
Atau juga, 
  • Seseorang brahmana yang sudah tangguh (dira) dan sudah mampu mengatasi suka dan duka
  • Dipuji, disanjung maupun dihina bagi beliau diterima secara seimbang. 

    Desa Tradisional

    Desa Tradisional adalah sebuah desa yang memiliki tradisi masa lampau yang masih mempertahankan pola hidup dengan tatanan masyarakatnya yang mengacu pada aturan tradisional adat desa yang diwariskan nenek moyang mereka.

    Sampai saat ini tercatat terdapat 3 desa tradisional yang masih tersisa di Bali, dimana dalam melihat Bali sesungguhnya di Desa Tenganan – Karangasem mereka

    Sistem Informasi Desa

    Sistem Informasi Desa adalah sistem yang dikembangkan untuk mempermudah mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan kawasan desa di seluruh Indonesia yang dalam undang - undang desa disebutkan untuk dapat dikelola serta dapat diakses oleh seluruh masyarakat desa secara benar, sehingga :
    1. Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi

    Desa

    Kata desa berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti :
    • Tanah air; 
    • Tanah asal; 
    • Dan tanah kelahiran.
      "Seperti halnya sebuah desa tradisional di Bali yang tatanan masyarakatnya masih mengacu pada aturan tradisional adat desa yang diwariskan nenek moyang mereka."
      Dalam perkembangannya, desa diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yang berarti kawasan tempat permukiman suatu penduduk sebagaimana dijelaskan dalam salah satu thesis tinjauan umum tentang desa pakraman dimana Soepomo menambahkan bahwa desa yang ada di Indonesia sudah dikenal sejak zaman Hindu

      Undang - Undang Desa

      Undang - Undang Desa | Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa disebutkan bahwa desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan demikian :
      • Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan

      Subak

      Subak adalah organisasi tradisional petani Bali yang dikepalai oleh seorang pekaseh dalam hal tata kelola dan sistem distribusi irigasi untuk pertanian dan perkebunan yang sebagaimana disebutkan Museum Subak Sanggulan Tabanan sebagai tempat peragaan kegiatan subak di Bali.

      Fungsi subak yang dalam sejarahnya telah ada di Bali sebelum kedatangan Rsi Markandeya disebutkan :
      1. Mengatur pembagian air dengan sistem

      Sekar Madya